fPtFh9MOYDYCIXsMqZnULjYeLRvmL6GtPeki3xPR

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Menilik Manisnya Aren Sewu di Tengah Pesona Papandayan


Tugu di Garut
Sumber dari sini
Indonesia adalah tanah yang kaya akan pesona. Dengan gugusan pulau yang membentang dari ujung Barat hingga ke Timur, daya pikatnya seakan merongrong jiwa petualang untuk terus melangkah dan menjelajah. Katanya sekali mencicipi tanah Indonesia, akan terbuailah kalian dengan cantik alam dan indah kebudayaan yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya.

Lalu daerah mana kali ini yang akan membuat kalian terpikat?

Jika mendengar kata “Garut” apa yang terpikir dalam benak kalian? DODOL!

Gerbang masuk Garut
Sumber: sini
Ya! Makanan khas dengan cita rasa manis dan lembut ini memang seolah menjadi simbol dari kota tersebut. Namun selain dodol, Garut memiliki banyak elemen yang akan membuat kalian “semakin kenal maka akan semakin jatuh cinta”.

Apa sih asal muasal nama Garut?
Ada cerita menarik atas kemunculan nama kota ini. Pada tahun 1811 pemerintah daerah pada saat itu sedang mencari satu kota yang cocok didaulat sebagai Ibu Kota Kabupaten. Dan ditemukanlah satu tempat dengan kondisi tanah yang subur dan membentang indah di sekitar tempat tersebut gunung-gunung megah di sekelilingnya. Singkat cerita ada mata air kecil yang berbentuk seperti telaga kecil yang disekelilingnya terdapat semak berduri dan saat berusaha membenahi tempat tersebut salah satu panitia tangannya berdarah karena tergores semak tersebut (kakarut). Dalam rombongan tersebut ikut pula seorang warga negara kebangsaan Eropa yang turut bertanya mengapa tangannya berdarah. Dan ketika dijawab kakarut, mereka menirukannya menjadi gagarut. Dan sejak saat itu daerah sekitar mata air tersebut dikenal dengan nama Garut.
Menarik yah bagaimana nama sebuah kota dikenal hingga sekarang.

Peta wilayah Garut

Logo Kabupaten Garut
Sumber: sini
Seiring berkembangnya kota Garut, pemerintah daerah semakin sadar pentingnya memperkenalkan Garut di mata Indonesia bahkan dunia. Dengan keunikan kuliner yang beragam, Garut mampu memasarkan dodol khasnya hingga terpaten dalam ingatan setiap orang Garut merupakan Kota Dodol. Selain dodol ada yang juga menarik dari Garut. Pernahkah kalian mencicipi gula aren khas Garut?
Gula Aren
Sumber: sini
Di Indonesia, tanaman Aren dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang memiliki ketinggian di atas 1.200 mdpl dan daerah Garut yakni tepatnya di Cisewu memiliki potensi untuk pengembangan tanaman ini. Kalian tahu gak sih, tanaman Aren itu hampir seluruh bagiannya memiliki potensi ekonomi yang menguntungkan.

Buah Aren dapat dijadikan kolang-kaling yang sering kita nikmati saat bulan puasa. Daun Aren dapat digunakan untuk proses kerajinan tangan atau untuk atap. Akar Aren dapat juga dijadikan pilihan untuk racikan obat-obatan. Nah untuk batangnya dapat menghasilkan ijuk/ lidi yang dapat menjadi peralatan rumah tangga. Dan saat tanaman Aren sudah mulai menua, batangnya juga dapat digunakan untuk bahan furniture. Yang tidak kalah penting tentu saja nira (air) pada tanaman Aren yang menjadi  bahan utama gula aren.

Gula aren didapat dari proses penyadapan nira aren yang kemudian dikurangi kadar airnya hingga menjadi padat. Dari sinilah muncul gula cetak dan gula semut. Jika kalian berkunjung ke Cisewu, kalian bahkan dapat langsung mencicipi gula aren dari tempat asalnya langsung dengan cara yang tradisional pula dan dengan beruntung dapat melihat keramahan masyarakat Cisewu.

Proses penyadapan nira aren
Sumber: sini
Indra perasa sudah dimanjakan dengan makanan khas Garut yang manis, daya tarik kota ini tidak cukup sampai di situ. Sebagai seorang yang mencintai ketinggian di atas awan, Garut adalah tujuan yang wajib disambangi mengingat jejeran gunung yang mengelilingi kota ini. Dan gunung Papandayan adalah yang menarik perhatianku.


Savana Tegal Panjang di Gunung Papandayan
Sumber: sini
Gunung Papandayan merupakah salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2665 mdpl. Bisa dijadikan pilihan untuk kalian yang baru mulai mencintai dunia pendakian. Sudah banyak pilihan transportasi jika ingin menyambangi salah satu gunung cantik di Garut ini. Bisa menggunakan bus, kereta, atau mobil sewaan. Rute yang biasa dipilih pendaki yakni ke arah Pasar Santolo dan setibanya di sana dapat langsung menuju jalur ke Gunung Papandayan. Sebelum bertualang, penting bagi kita untuk melakukan proses registrasi dengan membayar sebesar Rp 35.000.

Sebagai gunung berapi aktif, Papandayan menyajikan para pendaki kawah cantik yang menyajikan keelokan Papandayan. Ada 4 kawah yang dapat ditemui di gunung ini, yakni Kawah Nanglak, Kawah Manuk, Kawah Mas, dan Kawah Baru. Namanya juga kawah gunung berapi, teman-teman harus waspada dengan menggunakan masker ya agar tidak tercium bau belerang yang menyesakkan.

Buat pecinta bunga abadi, Papandayan pun tak luput dari pemandangan indah itu. Ada hamparan padang edelwis di jalur pendakian Papandayan. Kalian akan paling banyak menemukan bunga abadi ini di Tegal Alun atau arah menuju puncak Papandayan. Eitsss! Tapi inget yah bunga abadi hanya boleh dikagumi, tidak untuk dibawa pulang. Kita sebagai pecinta alam harus turut menjaga bunga edelwis yang semakin sedikit populasinya. Jadi jangan petik bunga edelwis di gunung manapun yang kalian sambangi ya.

Hamparan bunga abadi
Sumber: sini

Bunga Edelwis disiram cahaya matahari
Sumber: sini
Ada satu spot yang juga tak kalah indah di Gunung Papandayan yang biasa dikenal dengan sebutan “Hutan Mati”. Hutan ini terbentuk dari pohon-pohon cantigi yang sudah tua kemudian mati/ layu dan menyisakan batang-batang kering yang estetik. Tampilan pohon yang menghitam atau seperti gosong menambah kesan indah untuk diabadikan di tempat ini. Gak heran selalu banyak yang sekadar mampir atau berfoto di hutan unik ini. Di jalur pendakian akan terlihat sisa-sisa longsoran erupsi yang pernah terjadi di Gunung Papandayan. Karena tinggi Papandayan relatif dapat dijangkau, sudah banyak warung yang ada di jalur-jalur pendakian. Sudah ada toilet dan tempat mandi semakin menunjukkan Gunung Papandayang adalah gunung yang ramah dengan pendaki maupun wisatawan.

Hutan mati yang estetik
Sumber: sini
Indah saat siang begitu mula saat malam. Saat matahari tenggelam di ufuk barat sana, ukiran senja akan tampak di sela-sela langit di atas sana. Dengan memadukan romansa alam, lekuk perbukitan, dan dedaunan yang terkena cahaya keemasan langit sore, Papandayan akan menyulap tanah sekitar perkemahan menjadi candu untuk kalian terus kembali ke tempat ini. Setelah matahari benar-benar tenggelam, rembulan pun akan berganti menghiasi langit. Jika beruntung, kalian dapat melihat hamparan milky way yang terhampar di langit gelap.

Hamparan milky way
Sumber: sini
Pendakian gunung acapkali terdengar melelahkan. Karena perjalanan yang menanjak kadang stamina dituntut untuk lebih fit, apalagi dengan menenteng tas besar di punggung. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa makanan manis dapat meningkatkan stamina. Itulah kenapa banyak sekali pendaki yang memakan gula aren saat perjalanan menuju puncak gunung. Gula aren merupakan salah satu logistik yang akan selalu dibawa oleh para pendaki. Sudah kadung ada di Garut sekalian saja kita makan gula aren dari Cisewu tadi. Bisa bayangkan betapa nikmatnya menyantap gula aren langsung dari sumbernya dan tanpa bahan pengawet dipadukan dengan perjalanan indah menyusuri setiap lekuk Gunung Papandayan. Taruhan, kalian akan otomatis jatuh cinta dan berdoa dalam hati agar dapat kembali di tanah seindah ini. Semesta pun akan turut mengaminkan.

Gunung Papandayan
Sumber: sini
Ah iya, buat kalian yang tertarik dan ingin merencakanan pendakian di Gunung Papandayan harus juga berhati-hati pada serangan babi hutan yang terkenal suka sekali mengacak-ngacak tenda dan peralatan pendaki. Sebaiknya untuk sisa makana digantung di pohon aja agar tidak tercium si babi hutan.

Gunung Papandayan memang tidak terlalu tinggi dan jalurnya pun terbilang tidak terlalu sulit. Tapi tetap saja sebagai seorang pendaki kita harus selalu menjaga kesehatan dan keselamatan. Pakailah sepatu gunung yang nyaman dan bawa peralatan berkemah yang mumpuni. Beberapa jalur Papandayan mungkin akan kalian temui sedikit licin dan membuat para pendaki gampang terpeleset. Tapi segala upaya yang dilewati di bawah sana akan dibayar manis nanti saat sudah sampai di ketinggian yang menunjukkan keindahan Papandayan sendiri.

Setelah puas berkelana di Gunung Papandayan seringkali badan merasa lelah dan letih. Mandi air panas mungkin dapat pula dijadikan pilihan. Apalagi di kaki Gunung Papandayan terdapat kolam air panas yang selalu ramai pengunjung untuk bersantai dan melepas penat. Apalagi yang tidak dimanjakan di Garut ini yah, mulai dari indra perasa, indra penglihatan hingga ketenangan jiwa dan raga karena mandi di kolam air panas.

Kolam pemandian air panas di area Gunung Papandayan
Sumber: sini

Suasana pengunjung sedang bersantai di kolam air panas
Sumber: sini
Gula aren dan Gunung Papandayan adalah beberapa dari sekian banyak hal yang membuat Garut wajib untuk disambangi. Ragam kuliner yang dimiliki Garut selain dodol dan gula aren akan memanjakan para pecinta kuliner. Pilihan tempat wisata yang semakin banyak dan beragam juga membuat banyak pilihan saat datang ke Garut. Kebudayaan yang lekat di daerah Jawa Barat ini juga kental dapat dilihat di wilayah Garut. Tidak perlu bingung harus memilih, langsung langkahkan saja kaki kalian ke tempat-tempat indah di Garut. 

Gunung yang sedang memanggil-manggil saya saat ini ialah saudara dari Gunung Papandayan, Gunung Cikuray. Tidak kalah elok dengan Papandayan, saya sangat menantikan pengalaman mendebarkan saat berkelana di Cikuray. Dan tentu saja gula aren khas Garut wajib dijadikan teman perjalanan yang menyenangkan karena rasa manis yang menyegarkan.

View Gunung Cikuray
Sumber: sini
Kota Dodol akan membawa kalian terlempar dalam pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan. Gak sabar banget rasanya bertualang di tempat indah ini.

keindahan dari puncak Papandayan
Sumber: sini
Salah satu kawah di Papandayan
Sumber: sini




Referensi:





Related Posts
AmeliaSepta - LIFESTYLE AND TRAVEL BLOGGER
(masih) wanita, gampang ketawa dan bahagia, punya kemampuan bisa tidur di mana aja apalagi dalam pelukan kamu, mimpinya banyak tapi paling pengen jadi ibu untuk anak-anak kamu. Full timer - Dreamer; Part timer - Worker

Related Posts

25 komentar

  1. Lengkap! Mudahan pemda baca ya Amel! Bisa jadi staf khusus bidang pariwisata... Amin

    BalasHapus
  2. wah, di Gn Papandayan masih banyak babi hutan?
    Butuh keberanian extra ya Mba kalo mau ke sana.
    Duh, aku pengin makan dodol nih jadinya :D
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  3. Yang saya tahu sejak kecil, Garut itu kota intan.
    Senang bisa main di pantai dan pulau Santolo kalau musim liburan...

    BalasHapus
  4. Saya orang Garut kini, hi hi. Pernah lihat celeng nyasar secara langsung di luar rumah, larinya kencang dan serudukan lurus dan gak bisa zig-zag, Jika diganggu celeng sebaiknya lari zig-zag. Mungkin celeng nyasar itu berasal dari hutan di Gunung Pabeasan atau Batara Guru nun di seberang lembah arah utara yang dipisah sungai dan areal persawahan.
    Soal langit malam di sini, terkadang indah dan jelas, kadang saya berbagi kabar atau foto mengenai langit malam kepada teman-teman, sayang selalu gagal memotretnya dengan jelas da ponsel saya ANDROMAX B kurang canggih untuk urusan foto malam.
    Garut memang menakjubkan karena itu disebut Swiss van Java.
    Yang kena tanaman berduri itu pekerja yang harus membuka hutan belukar . Garut sendiri sebetulnya menyimpan banyak misteri mengenai sejarahnya. Ada jejak sejarah yang telah dimusnahkan para penjajah sehingga peradaban Garut masa silam seakan hilang.
    Ya, ampun. Saya ikut Komunitas Pencinta Kabuyutan Gunung Sanghiyang tetapi tidak aktif menyimak obrolan WAG padahal ada banyak hal yang asyik dipelajari.
    Sekarang aren adalah komoditas yang nenjanjikan karena tanah di Garut cocok untuk ditanami aren, kopi, cokelat dan beberapa tanaman lainnya.
    Ngapain saya nulis komen panjang gini di artikel teman, mestinya bikin pos blog sendiri tentang Garut, hi hi.

    BalasHapus
  5. Waaa kece ya Garut ini! Aku jadi kangen naik gunung deh! Kudu nyiapin diri kalau mau muncak. Mumpung belum masuk musim hujan ini. Kalau main ke alam tuh sebisa mungkin gak ambil apa2 yang ada. Cukup foto aja

    BalasHapus
  6. Kalau denger kota Garut pasti yang terlintas dipikiran dodol hehe. Pemandangan di Gunung papandayan bagus yaaa.

    BalasHapus
  7. Salah satu bucket listku adalah bisa naik ke Papandayan. Tapi hingga sekarang belum bisa kesampaian. Seru banget sih mbak, bisa lihat proses bikin dodol. Makin mupeng buat pergi ke sana jadinya hehe

    BalasHapus
  8. Ahh pengeen ke gunung papandayaan... betewe aku pecinta dodol loh, hhee.

    BalasHapus
  9. Ternyata Garut tak hanya punya Dodol enaak.. Pemandangan alamnya pun indaaah... Jadi pengen main ke Garut nih.

    BalasHapus
  10. Wah iya ya Kalau ngomongin soal Garut pasti yang terlintas adalah dodolnya alias dodol garut yang memang udah terkenal se-Indonesia. Selain dodol, ternyata banyak hal menarik juga ya dari daerah yang satu ini. Terutama pemandangannya. Duh, jadi pengen bisa jalan2 ke sana juga deh :)

    BalasHapus
  11. Ternyata asyik juga yah Garut tuh, selama ini aku cuma lewat-lewat doang gak pernah beneran mampir sih. Tapi emang dodol garut mah yang paling manteb sih gak ada yang ngalahin hehe

    BalasHapus
  12. doain supaya kita bisa reunian lagi mbak di Garut, karena banyak tempat wisatanya sungguh menakjubkan banget

    BalasHapus
  13. Garut itu CANTIK! pernah mampir ke sini tapi udah lama bangeeet dan belum sempat eksplorasi yang oke. Itu savanahnya cantik bangeet sih

    BalasHapus
  14. Aku jd sering lewat Garut Krn ada anak mesantren di Tasik. Pengen jg deh sesekali serius piknik ke Garut ..

    BalasHapus
  15. Pernah ke Garut dan nginap di Drajat. Enak banget di sana. Udaranya sejuk dan pemandangannya indah banget. Terus pulangnya juga sempat beli dodol.

    BalasHapus
  16. Papandayan itu bagus banget ya. Aku belum jadi aja mau maen ke sana :(
    Padahal keren banget tempatnya :)

    BalasHapus
  17. Saya pernah naik Papandayan waktu SMU, fasilitasnya belum seperti sekarang tapi tetap indah. Lihat foto-foto di sini jadi kangen banget sama Papandayan :)

    BalasHapus
  18. Wah, ternyata banyak sekali ya potensi wisata di Garut. Oh ya soal bunga edelweis, dulu di Tawangmangu (lereng gunung Lawu) masih banyak dijual bebas. Entah ya kalau sekarang. Memang harus dijaga kelestariannya.

    BalasHapus
  19. Garut ternyata Indah juga ya.. banyak banget tempat di garut yang sayang banget jika dilewatkan saat berkunjung ke garut, selama ini taunya oleh oleh khas garut aja, yaitu dodol garut hehe.. jadi pengen ke garut juga deh

    BalasHapus
  20. Seingat saya, saya belum pernah eksplore Garut deh. Cuma lewat aja kalo mau pulang kampung. Ternyata Garut pemandangannnya bagus juga ya hehehe. Terus kalau ada yang bahas Garut yang langsung keinget itu adalah dodolnya. hehehe

    BalasHapus
  21. Aku pernah ke Garut pas zaman seragam putih biru. Sekarang udah lama ga pernah traveling ke Garut. Jadi pengen main nih

    BalasHapus
  22. Baru tau nih sejarah nama Garut, ternyata dari Kakarut ;) Gara-gara lidah londo ya jadi Garut.

    Iya, so far taunya Garut emang kota dodol. Ternyata ada gula aren yang oke banget dari Garut ya.

    BalasHapus
  23. Dan saya fokus ke pemandian air panas dan foto kawah yang mempesona di atas
    Saya jadi mau hunting foto di sana nih

    BalasHapus
  24. Jadi ingat masa kecil dulu, kalau pas ada tulang (paman) datang dari Jakarta, pasti yang dibawa dodol Garut "Picnic" brandnya.
    Duh, senangnya tiada terkira.

    Ternyata, aren juga ada di Garut ya.
    Baru tahu akutu.

    BalasHapus