fPtFh9MOYDYCIXsMqZnULjYeLRvmL6GtPeki3xPR

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Adeline dan Sutra Daun Singkong yang Mendunia

Adeline Natasha Kusumawardani
Tanggal 5 Oktober 2018 silam, seorang sahabat yang selama ini kami hanya bercengkrama lewat grup absurd (dipertemukan karena konser Coldplay di 2017) yang akrab gue panggil Mba Aline mengirim pesan singkat lewat whatsapp

Chat di Oktober 2018
Begitulah kira-kira pesan itu bermula tanpa muara. Kala itu Mba Aline sudah mengirim bahan untuk gue kupas tuntas setajam silet namun karena kesibukan yang tiada arah, tulisan tentang Mba Aline pun tenggelam, tidak terlupakan, karena gue menunggu momen yang tepat untuk memperkenalkan siapa wanita yang bernama lengkap Adeline Natasha Kusumawardani.

Adeline, atau yang selama cerita ini akan gue panggil Aline, seorang wanita berdarah Solo, lahir 39 Juni 1982, menghabiskan masa kecil hingga saat ini di kota yang selalu buat gue rindu untuk balik ke sana, Jogjakarta. Seperti kebanyakan anak perempuan pada umumnya, Aline hidup bahagia dan tumbuh dengan penuh cinta. Namun siapa sangka hidup memporakporandakan seluruh yang dia kenal dengan bahagia. Satu per satu orang tuanya dipanggil menghadap ke Sang Pencipta. Aline jatuh dalam kesedihan dan harus bertahan, sendirian.

Pada tahun 2014, Mba Aline mulai merintis usaha di bidang fashion. Baju-baju yang diambilnya biasanya dari Tanah Abang atau Bangkok. Seluruh baju  dipadu-padankan lalu di foto dan diunggah ke sosial media. Tak cukup berpuas hati dengan hanya menjual baju yang diambil dari supplier, Mba Aline pun mulai merambah dunia desain (pada saat ini Mba Aline sama sekali belum belajar/ sekolah desain, semua yang dilakukannya murni berdasarkan insting dan kecintaannya atas fashion). Begitulah Mba Aline bertahan hidup selepas kepergian kedua orang tuanya.

Kadang kesedihan membawa kita pada makanan. 
Gue juga gini kok, kalau stres makan. Lagi sedih makan. Lagi seneng makan. Lagi galau makan. YAH ITU SIH EMANG GUENYA AJA YANG HOBI MAKAN huahahah :))

Akhirnya terjadi beberapa perubahan fisik pada Aline yang abai disadarinya sejak awal. Suatu hari sebuah kejadian membuat Mba Aline kembali jatuh dalam keputusasaan. Dirinya mengalami yang biasa kita kenal dengan cyber bullying. Yap! Indonesia khas sekali kan dengan hal itu? Hal yang menjatuhkan orang lain lewat fisik semata. Dan ini juga dialami oleh Mba Aline bahkan dari seorang teman yang cukup dekat dengan dirinya. Tahukah kalian luka dari penghinaan yang dilakukan jempol kalian? Seorang anak perempuan, yatim-piatu, mengurung dan menyesali diri atas fisiknya selama tiga minggu.

Namun itulah yang menjadi titik balik seorang Adeline Natasha Kusumawardani. Atas semua hinaan-hinaan itu, Mba Aline bangkit dan mengubah seluruh yang ada dihidupnya. Mulai dari pola makan, pola olahraga, hingga meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya berharga dan bisa melakukan apapun yang disukainya. Atas seluruh usahanya Mba Aline mengalami penurunan berat badan hingga 10 kg. Dan di sinilah cerita dimulai.

Karena berat badan yang mulai turun, banyak baju yang tidak lagi bisa digunakan. Mba Aline pun mulai mendesain baju-baju untuk dirinya. Ternyata karyanya banyak disukai oleh teman-teman dan pembeli bajunya. Dari sini pun Mba Aline menyadari bahwa ternyata tidak banyak baju untuk ukuran "big size" yang tersedia di pasaran. Dirinya mengambil keputusan besar untuk mengangkat ciri khas dagangannya yakni desain baju dengan ukuran "big size", ukuran paling kecil yang tersedia di toko bajunya adalah dengan ukuran lingkar dada 110.

Tidak ada yang sia-sia dalam sebuah usaha juga kerja keras. Setelah jatuh bangunnya Mba Aline, tepat hari Sabtu tanggal 19 Januari 2019 kemarin, seorang Adeline Natasha Kusumawardani berhasil melaksanakan fashion show tunggal yang memamerkan hasil karyanya di kafe Tirana Art House & Kitchen di Jalan Suryodiningratan, Jogjakarta. Mba Aline yang sebelumnya ada di bawah naungan brand Minami, terlihat sangat bangga melihat pagelaran busananya berjalan apik.


Uniknya model yang menggunakan busana karyanya bukanlah model profesional namun wanita-wanita hebat dengan berbagai latar belakang profesi. Dalam pertunjukan karyanya ini ada dua yang sangat mencuri perhatian karena keduanya dibuat dari sutra daun singkong. Kalian tau gak? Ih gatau? Serius? Noraqqqqq kalo ampe gatau. 




 Sutra daun singkong berasal dari kepompong ulat yang memakan daun singkong. Mba Aline memilih bahan ini sebagai dasar pakaian karena sutra singkong bersifat lentur terhadap cuaca. Jadi kalau cuaca panas, ya adem. Kalo lagi dingin, jadi hangat. 

Apakah si dia harus kubalut dalam sutra daun singkong juga ya hmmmmmmmm

Dalam pagelaran busana ini, Mba Aline tentu aja gak sendirian. Dia juga turut memboyong lima murid asuhannya untuk turut memamerkan karya. Jadi gak cuma bisa desain, Mba Aline juga merupakan seorang mentor. WAGELASEHHHHH KEREN!
Ada yang lebih keren kok. Salah satu murid Mba Aline ada yang paling muda yakni seorang gadis cilik berusia enam tahun bernama Rania. Calon bibit unggul fashion design Indonesia nih :3

Pagelaran busana dengan tema "Let's Talk About Our Body" ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa menurut gue. Siapa sangka desainer yang tersenyum cantik memegang bunga itu adalah orang yang sama dengan yang dulu mengunci diri di kamar kosan sambil meratapi diri betapa dirinya tidak berharga karena alasan fisik semata. Siapa sangka yang dianggap "malu-maluin diajak berfoto" ini adalah yang karyanya sudah menembus pasar internasional mulai dari Hongkong, Taiwan, Singapura, bahkan Australia. Mba Aline adalah sebuah pejuang yang berhasil membuktikan bahwa dirinya layak untuk disandingkan dengan prestasi bukan dengan fisik semata. Lewat pagelaran busana ini Mba Aline mengingatkan kembali kepada seluruh wanita di manapun berada. Kalian cantik lewat hati bukan hanya fisik semata. Kalian bisa melakukan apapun dalam hidup asal kalian mau berjuang dan bekerja keras untuk itu.



Gue inget banget tahun 2018, saat dirinya bercerita kala itu. Setiap ada yang bertanya,
"mana sih yang namanya Adeline?"
Orang akan menjawab "YANG GENDUT ITU LOH". 

Dirinya terluka dan heran. Mengapa semua hal harus diimplementasikan dengan bentuk tubuh? Apakah tidak bisa untuk memanggil atau menyebut seseorang dengan panggilan yang baik, seperti yang dipesankan oleh Rasulullah SAW? Pertanyaan demi pertanyaan menggelayut di hati perempuan ini.

Sekarang gue yakin Mba, kalau ada yang nanya,
"yang mana Adeline itu?"
Gue dan orang lain akan menjawab dengan lantang, 

"YANG FASHION DESIGNER ITU LOH! Kamvungan kalau kalian ampe gak kenal karya anak bangsa!"

Setuju yah?
Ku bangga sekali mengenalmu Mba, salam sayang dari Amelia :3

***

Berita lainnya tentang Adeline dapat dilihat:

Related Posts
AmeliaSepta - LIFESTYLE AND TRAVEL BLOGGER
(masih) wanita, gampang ketawa dan bahagia, punya kemampuan bisa tidur di mana aja apalagi dalam pelukan kamu, mimpinya banyak tapi paling pengen jadi ibu untuk anak-anak kamu. Full timer - Dreamer; Part timer - Worker

Related Posts

4 komentar

  1. Siapa bilang kondisi fisik membatasi kita? big is beautiful. dari Adeline gua belajar: kondisi mencipta kreatifitas.

    Aku udh baca ini sebelumnya sik, fashion sutranya udh menembus Eropa.

    btw, baju pink dan rok itu gua suka. glam tp simple casual. apaan sik ini? haha

    BalasHapus
  2. Inspiratif banget meskipun beliau kena body shaming. Salut dengan Mbak Adeline. Kita harus belajar dari pengalaman beliau.

    BalasHapus
  3. Suka deh dgn Mbak Aline ini dan suka juga dgn Konsep memperkenalkan fashionnya dgn tidak menggunakan model melainkan wanita pekerja dr berbagai profesi. Ini menunjukkan bahwa baju itu dipamerkan oleh beragam org yg tepat supaya yg mau beli tahu nanti asli ya spt apa. Kalau model yg memamerkan gak menggambarkan keaslian si fashion itu sendiri.. ��

    BalasHapus
  4. Please jangan panggil eke gendut. Wkwk.
    Tapi jangan panggil eke kampungan juga karena nggak tau siapa itu mb Aline.

    BalasHapus